Bangunan rumah cakra

Tentang Cakra

Khusus dalam Kundalini shakti ulasan cakra-cakra saya akan mengulasnya lebih mendalam lagi terutama yang hubungannya dalam pembangkitan energi Kundalini shakti. Bila kundalini shakti telah naik maka kenaikannya akan membersihkan cakra-cakra yang diawali cakra paling bawah yaitu muladhara Cakra, setelah cakra tersebut bersih dan ada cirri-ciri khusus salah satunya adalah ada terdengar suara kosmis mirip deringan  suara jengkrik, kemudian setelah bersih kundalinipun akan membuka simpul cakra dan langsung mengaktifkan cakra tersebut juga dengan ciri-ciri khusus salah satunya terdengar suara “waaangngng, saang, sangngng, saang….ng”.

Selanjutnya Kundalini naik memasuki dan membersihkan Swadhistana cakra sampai ke sahasrara cakra.Setiap membersihkan atau terbukanya simpul-simpul cakra utama yang dilewati perjalanan kundalini akan terdengar suara kosmis yang mengaggumkan, atau akan mengalami suatu sensasi yang menakjubkan walaupun sifatnya sesaat. Suara-suara ini asli terdengar oleh telinga fisik kita bahkan acapkali sampai terasa mengganggu sekali baik dalam keadaan sadar /beraktivitas keseharian. Biasanya bagi yang kurang peka suara ini akan muncul disaat menjelang tidur yaitu  masih dalam keadaan antara terjaga dan akan tertidur. Baik sensasi ataupun sura kosmis yang didengar akan terjadi perbedaan yang jelas pada tiap-tiap cakra yang telah terbersihkan atau simpulnya telah terbuka.

Di bali suara-suara cakra ini terkenal dengan sebutan “suara genta pinarah pitu” artinya genta /bajera yang bersuara tujuh. Secara nyata tidaklah mungkin ada bel/genta mampu dimainkan seperti ini, secara umum suara genta hanya bersuara “nang…ning / neng…ning” .

Di saat energi kundalini membersihkan cakra utama tersebut, dengan daya energinya sangat besar dan apabila di dalam cakra tersebut terdapat kerak kotoran yang sangat keras dan lengket untuk dibersihkan, energi kundalini akan tetap membersihkan dengan cara mendobraknya, syukur kalau yang didobrak itu mempunyai penampang / penyangga keyakinan yang kuat dan kokoh tidaklah terjadi banyak permasalahan namun apabila tidak, bisa jadi cakra tersebut akan mengalami ngangguan dan bisa mengakibatkan sakit apakah secara psikis ataupun fisik. Banyak sekali mental seseorang jadi labil setela membangkitkan Kundalini Shakti (yang benar-benar kundalininya bangkit bukan bangkit hanya sebatas sugesti atau promosi). Jadi berhati-hatilah membangkitkan energi yang maha dasyat ini…

Agar tidak terjadi keadaan buruk yang tidak diiginkan tersebut sangat dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk membantu membersihkan ataupun mengarahkan saat energi kundalini membersihkan cakra tersebut.  Dengan lebih mendalami cara kerja serta fungsi cakra-cakra, kundalini akan lebih cepat lagi dalam proses pembersihannya tentunya kenaikannya akan lebih cepat menuju ke cakra tertinggi yaitu Sahasrara Cakra.
Untuk lebih mendalam tentang cakra-cakra atau pusat-pusat energi yang berada di dalam tubuh kita, maka yang harus diketahui pertama kali adalah mempelajari Polaritas energi yang halus. Polaritas yang saya maksudkan adalah polaritas dari hukum dualitas (ulasan khusus).

Secara garis besarnya ditubuh kita ada 7 cakra utama, 4 adalah cakra di bagian badan : Muladhara, Swadhisthana, Manipura dan Anahata cakra. Keempat cakra ini sering disebut sebagai “Empat Tunggal” atau quartet, dan ada 3 cakra di kepala : Wisudha, Adnya dan Sahasrara cakra yang sering disebut sebagai “Tri Tunggal” atau tiga serangkai yang tunggal. Bila saya gambar maka hubungan cakra tersebut seperti sebuah bangunan rumah yang biasa kita tempati sebagai tempat berteduh, berlindung juga berkreativitas.
Secara garis besar bahwa tubuh kita dipisahkan menjadi dua yaitu Tubuh fisik dan tubuh halus (etheris/astral/gas).Tubuh fisik yang kasat mata dibagi dua bagian besar yaitu kepala (leher & kepala) dan badan ( seluruh bagian dari leher kebawah), demikian juga tubuh etheris akan memiliki bagian yang sama seperti tubuh fisik hanya saja tubuh ini tidak kasat mata. Didalam tubuh etheris inilah cakra-cakra itu berada atau tubuh etheris adalah rumahnya cakra-cakra.

Cakra-cakra akan kelihatan seperti kembang bunga manduka atau lotus/teratai yang mengembang dan pusat akarnya berada di tulang punggung kita. Tulang punggunglah dianggap batangnya dari semua cakra-cakra. Demikian juga dalam ilmu medis bahwa tulang punggung adalah tempatnya pusat susunan syaraf simpatis dan para simpatis.Tulang punggung dalam istilah Yoga dikenal sebagai tongkat /gada Brahma karena bentuknya memang seperti Gada Bima dalam pewayangan versi Bali.Ada 365 cakra besar dan kecil diseluruh tubuh kita, dan disini saya akan mengulas 7 cakra utama saja.

Empat dari cakra utama berada di “Badan”, dimana cakra-cakra ini mewakili 4 unzur yaitu:

Seperti terlihat dalam gambar rumah diatas, muladhara dan swadhisthana berisikan unzur padat dan cair, inilah saya katakan sebagai pondasi dari bangunan rumah atau pondasi dari tubuh manusia.. Kemudian unsure Api/cahaya dan udara saya tempatkan dibagian atas. Seperti bangunan sebuah rumah bahwa unsure padat dan cair selalu berada dibagian bawah karena memang sifanya yang berat , unsure cahaya dan udara lebih bersifat ringan sehingga saya tempatkan dibagian atas.

Demikian juga keberadaan dan tempatnya didalam tubuh kita semangin bersifat ringan dan halus cakra menempati posisi yang lebih tinggi, lebih tinggi yang dimaksudkan adalah sifatnya, fungsinya,tugasnya ataupun getaran dan energinya..Secara fisik unsure padat dan cair yang membentuk tubuh kita akan memiliki daya berat seperti halnya barang dari material ataupun zat cair. Bulu, kulit, daging, otot, tulang dan semua bahan padat lainnya, juga segala zat cair seperti : keringat, darah, air ludah, air mata yang ada pada tubuh manusia. Kedua unsure ini adalah pasangan bagian bawah atau dualitas bawah (berbeda dan saling ketergantungan). Pasangan dibagian atas adalah unsure api/cahaya dan udara, unsure api/cahaya berupa panas tubuh, api pencernaan dan cahaya yang ada pada bola mata.

Unsur udaranya adalah nafas serta segala udara yang berada disetiap rongga tubuh kita. Didalam diri kita kedua pasangan ini akan saling mempengaruhi juga misalnya disaat kita marah unsure api menjadi naik terjadilah panas, kemudian unsure udara menanggapi dengan mengadakan gerakan atau irama pernafasan menjadi semakin cepat pula. Unsur api dalam tubuh kita selain sebagai api pencernaan dan untuk melihat suatu bentuk juga merealisasikan dirinya sebagai bentuk –bentuk emosi. Dan unsure udara sebagai getaran suara, sebagai penyebab terjadinya gerakan dan sebagai perasaan melalui sentuhan. Keempat unzur tersebut diatas akan saling bekerja sama saling bercampur dan sifatnya saling mempengaruhi. Bila salah satunya tidak ada, yang lainnya tidak akan berguna atau tak akan terjadi keseimbangan.

Seperti halnya kita membangun sebuah rumah, kita akan mempersiapkan berbagai bahan bangunan seperti :batu, batako, pasir,semen, genteng, kayu, kaca, paku,besi, cat ,air dsb yang bersifat padat dan cair inilah muladhara dan swadhistananya. Kemudian kita juga membutuhkan Tukang Bangunan yang sudah biasa membangun rumah. Bahan telah semuanya siap, si tukang mulai bekerja dengan penuh “semangat” dan dengan perasaan seni yang dimilikinya. Dia mulai membuat pondasi rumah dengan batu dan agar batu-batu nantiya dapat disusun dengan rapi dan kokoh, si tukang mulai membuat perekat dengan mencampur pasir dan semen kemudian diencerkan dengan air, ini baru dua zat: padat & cair.. Si  tukang mulai memasang batu pondasi dan setelah selesai batu-batupun telah terpasang sesuai rencana..

Panas matahari mulai menguapkan unsure air dicampuran tadi serta udara mengeringkannya, inilah unsure api dan udaranya.Sehingga campuran tadi menjadi suatu kekuatan baru untuk menyusun kuat elemen-elemen yang  ada. Empat tunggal (quartet) telah bekerja dengan baik, masing-masing melaksanakan tugas dan fungsinya dengan benar dan baik.

Coba bayangkan bagaimana jika salah satu dari empat unsure itu tidak ada? Katakanlah yg paling gampang unsure air? Bagaimana bila si Air tidak mau bekerja sama…saya yakin anda akan dapat menjawabnya sendiri….dan selanjutnya biarlah si tukang menyelesaikan pekerjaannya percayakan semuanya pada pikiran dan kesadaran si Tukang Jiwa untuk menyelesaikan Rumahnya.
Empat unzur diatas yang fungsi dan tugasnya saling mendukung demikian juga ke-empat cakra di bagian badan  kita, dia akan saling mempengaruhi. Salah satunya mengalami masalah maka yang lainpun akan merasakan dampaknya. Misalnya:

“Bila kita mengalami luka maka darah akan keluar kemudian akan muncul rasa sakit dan kita bisa dibuatnya khawatir”.

Saya akan katakan kalimat diatas dengan cara lain:
Bila bagian zat padat kita mengalami masalah yaitu luka, kemudian zat cair yaitu darah ikut mengalami masalah dia keluar dari tubuh seharusnya darah harus tetap beredar di pembuluh darah di dalam tubuh saja, selanjutnya unsure api yang berupa emosi menjadi ikut bermasalah dengan munculnya marah pada yang menyebabkan terjadinya luka, lalu unsure udarapun ikut mengalami masalah dengan adanya perasaan khawatir dan rasa sakit pada daerah luka.

Ini hanyalah sekedar contoh dari empat rangkaian cakra di bagian bawah yang saling mempengaruhi. Dan yang paling penting adalah unsure padat dan cair yang ada dalam diri kita. Semua zat padat dan cair tersebut adalah campuran kedua zat menjadi pondasi yang membentuk keindahan dan kebugaran tubuh fisik manusia. Kekuatan, kepadatan dan berat tubuh fisik akan banyak diberi energi oleh Muladhara cakra kemudian pertumbuhan, keindahan, kebugaran dan kesehatan tubuh fisik akan sangat dipengaruhi oleh Zat cair yang diberi dan diatur energinya oleh Swadhistana Cakra.

Zat padat dan cair akan saling mempengaruhi, seperti tanah dipekarangan rumah kita, apabila unsure airnya kekurangan maka tanah akan retak dikeringkan oleh udara dan panas matahari, tanahpun akan jadi tandus. Seperti juga campuran pasir, semen dengan air diatas, setelah bercampur dan cukup kering maka akan menjadi bahan yang kuat. Saya ibaratkan kedua cakra ini adalah pasangan yang saling mengisi dan saling mempengaruhi.

Dan diantara kedua cakra ini terdapatlah energi Kundalini yang tempatnya diberi nama Perinium.Ditempat inilah para yogi memusatkan perhatiannya agar mendapatkan kekuatan untuk menjalani perjalanan spiritualnya. Hanya dengan mengingat saja para yogi yang sudah mahir telah mampu memanfaatkan energinya untuk berbagai keperluan yang di butuhkan. Jelas semunya ini harus didasari atas pengetahuan yang luas dan tepat yaitu mengetahui kekuatan dibalik unzur padat dan cair. Ada perkataan Siwa dalam Siwa Shamhitanya

pujalah Wisnu di saat kamu menaikkan kundalini shaktimu dan tempatkan Sri Ganesh disebelah kananmu sebagai penyelamatmu nanti”,

ini maksudnya adalah pujalah Wisnu karena Wisnu  berkedudukan berunzur Air yang juga menguasai tempat itu yaitu Swadhisthana dan Ganesh berkedudukan di muladhara chakra disamping Brahma dengan shaktinya, karena Ganesh adalah Dewa pengetahuan dan pelindung. Hal ini akan diulas pada konten khusus di persiapan awal pembangkitan Kundalini shakti.
Keempat gabungan cakra diatas saya istilahkan sebagai Quartet dasar yang kuat, bila dasar telah kuat segala perjalanan yang akan dilakukan akan berjalan lebih lancar seperti apa yang diharapkan.Dasar dalam menjalani spiritual adalah aturan ketata susilaan atau norma-norma spiritual memang harus diikuti, inilah Yama dan Niyama sebagai dasar dalam yoga atau ada empat dasar dalam agama hindu yang bisa di jadikan acuan yaitu Dharma, artha, kama dan moksa.

Dari keempat ini ada dua yang penting yang perlu dipahami secara benar dan mendalam, yaitu Artha dan Kama. Artha adalah kekayaan, kekayaan materi dan kekayaan non materi. Kekayaan materi berupa segala bentuk benda material yang dapat dilihat, didengar, dirasa,dicium dan dicecap secara indra fisik dan dijaman sekarang katakanlah uang. Untuk menjalani kehidupan normal pastilah membutuhkan uang sehingga jaman sekarang uanglah dikatakan raja, uanglah yang dipuja dan dipuji. Demi uang banyak orang sampai menghalalkan segala cara. Nah, bagi yang telah menjalani jalan spiritual cukup seimbangkan saja, uang tetap kita butuhkan tapi jangan sampai uang yang malah memerintah kita. Artha yang non materi adalah artha pengetahuan, inilah artha paling utama, inilah dasar dari semuanya. Dikatakan : siapa yang menguasai pengetahuan dialah yang akan menguasai dunia. Ambil contoh dijaman sekarang meditasi dan yoga semakin menyebar luas didunia, Indialah dikatakan sebagai gudangnya pengetahuan rohani yang ajaran meluas dijaman sekarang apakah dari Hindu ataupun Buddha..

Demikian juga Amerika dan jepang sebagai penguasa dibidang ekonomi dan peralatan canggih. Kama artinya nafsu dari nafsu munculah keinginan dan tujuan inilah sifat swadhistananya. Tanpa ada keinginan ataupun tujuan awal semuanya akan tercerai berai tentukan tujuan dalam menjalani apapun. Jangan bilang seorang Yogi tidak mempunyai tujuan ataupun keinginan karena dengan ini perjalanan akan dibuatnya maju terus. Seorang yogi harus memiliki keinginan atau tujuan menyatu dengan Sang pencipta. Bila tanpa ini dia akan mengambang tanpa arah terombang ambing dan kebingungan akan melandanya kembali. Jadi tujuan harus mantap dan keinginan untuk bertemu dengan-Nya harus di dasari semangat suci.

Begitu pentingnya manfaat energi muladhara dan swadhistana terutama menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh, bagaimana mungkin diri kita dapat hidup secara normal sedangkan tubuh harus diberi makan dan minum disamping itu tubuh juga harus melakukan pekerjaan untuk mendapatkan makanan dan minuman disamping keperluan material lainnya. Dan juga tidaklah mungkin seseorang berjalan dijalan spiritual apabila tubuh fisiknya sakit-sakitan, sudah menjadi kenyataan didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Tubuh yang sehat juga membuat pikiran tidak terbebani banyak akan masalah tubuh sehingga pikiran akan dapat memikirkan hal yang lebih tinggi.
Sayangi, jaga dan rawatlah tubuh fisik kita, karena didalam tubuh fisik kita ada bersemayam Sang Jiwa.

Tuhan memberikan kita tubuh fisik sebagai Rumah atau Istananya Sang Jiwa. Jangan mengabaikan tubuh fisik kita, juga lindungi tubuh fisik dari gangguan unsure luar sebagai rasa tanggung jawab pada Sang Jiwa yang ada di dalam tubuh kita. Kelak bila sudah saatnya kesadaran diri akan Sang Jiwa telah mencapai kemajuan, seiring itu pula tubuh fisik akan lapuk dimakan sang waktu dan kering oleh udara dan panasnya matahari, sehingga di saat menjelang kematian disaat tubuh fisik akan menjadi sampah dan kembali pada unsure pembentuk aslinya kesadaran dan evolusi Jiwa telah dicapai atau minimal lebih baik dari sebelumnya

Empat tunggal ini juga tak akan berfungsi banyak bila tak ditunjang dengan Tri Tunggal. Tri Tunggal saya tempatkan sebagai atap dari rumah seperti gb.rumah diatas.Anda tentunya sudah bisa bayangkan bila sebuah rumah tanpa atap. Demikian juga diri kita ada badan namun bila tanpa kepala apa yang akan terjadi?
Kepala tempat beradanya cakra-cakra atau unzur yang sangat penting mulai dari leher:

Ketiga unzur ini akan menjadi kapala kita akan menjadi ruang, pengendali dan pengontrol bagi cakra dibawahnya. Baiklah untuk menjelaskan ini saya akan ajak anda lebih terfokus menelaah penjelasan unzur-unsur yang ada. Apa nanti yang saya definisikan tentang unzur dari cakra, apakah cocok atau tidak kembali terserah pada keyakinan dan pengetahuan yang anda miliki.
Pertama sang  Jiwautama menempatkan dirinya pada Sahasrara kemudian sang jiwa jatuh dan akhirnya terbelenggu di dalam hati merah Brahma (gua hrdaya / anahata /dada), Dia kemudian disebut sebagai sang aku sejati, Dialah kesadaran itu, bayanganNya adalah keegoan  (aku).

Walaupun Dia berada di anahata namun Dia selalu berhubungan dengan yang lebih tinggi melalui jalur bathin yang ada yang disebut antahkarana. Garis jalur yang menghubungkan antara sahasrara dengan anahata itulah disebut “Anusvara”, diatas anusvara terdapatlah titik itulah kekuatanNya yang sering disebut “Atman shakti” atau pikiran inilah jnanaNya yang terletak di adnya chakra. Bentuk dan suaranya adalah Visarga inilah simbulnya berbentuk lingkaran bulat tanpa awal dan akhir sekaligus adalah ruangnya, angkasanya, ethernya atau kehampaan sifatnya inilah Wisudhanya artinya kesucian-Nya.
Sahasrara ini kalau saya ibaratkan atap dari rumah Dia menempati ujung lancip atas. Dia akan selalu berhubungan dengan udara ataupun energi yang bersifat teratas dan terhalus, yang suci dan murni. Ini juga berupa ide awal,angan-angan atau cita-cita. Apapun yang mengalir dari sahasrara akan diberi kekuatan oleh pikiran. Disini akan di segala yang diterima akan disadari dan dibijaksanai pikiran selanjutnya dijatuhkan menuju anahata untuk dirasakan dan diyakini melalui ruang pengetahuan spiritual di wisudha chakra.Chakra wisudha adalah ruang penghantar atau penghubung antara jalur bawahan dengan yang lebih tinggi.

Bila seorang mengerti akan arti ether ini dia akan tahu menempatkan dan mengarahkan dengan tepat segala keinginan dan tujuannya ketempat yang tepat. Inilah kedudukan Siwa dengan huruf tipis atau saya sebut saja “Siwa yang berwujud” yang rambutnya dijalin seperti seorang pertapa agung, yang lehernya berkalungkan ular, yang tubuhnya dilumuri debu wibhuti dan sebagainya.

Adnya chakra adalah tempat berkonsentrasi, tempat menyatukan segala rasa,c itta dan karsa atau menunggalkan sabda, bayu dan idep disinilah kekuatan Rudra dengan mata ketigaNya berada, disinilah Dia bersemayam sebagai Sadasiwa suatu kekuatan yang mampu memerintah alam semesta hanya dengan kekuatan pikiran (seperti kekuatan hipnotis) disinilah letak antara pikiran baik dan buruk atau dualitas (Sada dan Siwa, kaka hamsa/gagak sekaligus angsa=suci sekaligus kotor). Siapa yang mampu menyatukan pikirannya dan mampu berada diantaranya juga mengetahui keduanya dia pastilah orang yang bijaksana, yang mampu mengetahui di balik terang – gelap, bulan – matahari dan dan mampu menyatukan keduanya serta tidak terpengaruh akan keduanya pastilah akan jadi abu-abu (warna Siwa), dia akan jadi berpikiran murni, semurni Siwa. Kemudian yang berkeadaan langgeng murni seperti itu tentunya tidak lama lagi akan menuju ke Siwa yang Agung, Paramasiwa atau saya katakan sebagai Siwa dengan huruf tebal. Dia akan menjadi Siwa, berkesadaran murni seperti Siwa…  berkesadaran Tuhan… dia dikatakan telah menembus sahasrara chakranya…dia telah Maha Samadhi…orang yang mampu seperti itu akan bebas dari segala hukum lahir dan mati…. dia telah Moksah… dia telah lebur dengan dengan keinginannya, tujuannya, keegoannya dan kesadarannya… dia bener-benar bebas total…….

Alam semesta adalah rumahnya planet-planet,

planet-planet rumahnya bangunan rumah semua mahluk

banguan gedung / rumah adalah rumahnya tubuh fisik manusia

tubuh fisik adalah rumahnya Sang Jiwa

Sang Jiwa adalah rumahnya?