Makna & Proses Dewa Puja

Artikel Anggota

Dalam agama Hindu ada ritual yang sangat umum dan telah terbiasa dilakukan hampir di setiap rumah tangga yaitu “Puja”. Puja (sembahyang) dapat dilakukan setiap hari dan pada hari khusus ataupun puja yang dipraktekan tanpa / dengan peralatan upakara, demikian juga dapat dilakukan dengan cara sederhana sampai yang rumit.Untuk mencapai keberhasilan dalam Puja sangat dibutuhkan Rasa bhakti, Keyakinan serta kepercayaan pada yang akan dipuja.Kata “Puja” terdiri dari dua suku kata yaitu ” Pa ” berarti Parayana, Parayana terdiri dari kata “Para” berarti Yang Diatas atau Yang Tinggi dan ” Ana ” berarti Ada.

jadi Parayana berarti Mengingat,memikirkan, merenungkan, menyadari dan meyakini bahwa Ada Yang Diatas atau Ada Yang Tinggi dan itu dapat dikatakan sebagai Tuhan. Suku kata ” Ja” berarti “Japa” yaitu pengkajian mental secara kontinyu atau pengulangan terus menerus akan nama dan rupa yang tinggi.

Jadi “Puja” disini dapat diartikan suatu penghormatan yang didasari atas keyakinan serta rasa cinta bhakti yang tulus yang dipraktekkan secara berulang-ulang untuk mengingat, memikirkan menyadari,merenungkan dan menyebut “Nama” atau “Rupa” Yang Atas (Tuhan).

Untuk lebih memantapkan “Puja” umat Hindu menambahnya dengan menawarkan sarana “Bunga & Air” terutama untuk memuja Dewa-Dewi.Dengan adanya tambahan sarana tersebut sehingga dikenallah menjadi “Upakara Puja” dan Puja dalam kontek ini mempunyai makna yang berkembang atau dari sudut pandang uparara Puja, Puja terdiri dari suku kata “Pu” berarti “Pushpam (Puspa/Bunga)” dan ” Ja” berarti ” Jal (air) ” dan secara bersamaan Ja berarti Japam yaitu memercikan Air secara berulang-ulang.Dalam melakukan Upacara Puja disamping dengan aturan diatas tadi ditambah dengan mempersembahkan ” Bunga yang harum ( perasaan Hati yang cinta kasih serta tulus iklas tanpa pamrih)” dan Air kehidupan, kesucian dan kemurnian pikiran secara berulang-ulang pada yang di puja.Dari dimensi spiritual ” Puja” merupakan bentuk penghormatan yang bersifat ke dalam diri guna melahirkan atau membangkitkan semangat agar mampu berdiam diri di dalam diri Pribadi.

Dimana dalam kontek ini Puja terdiri dari ” Pu ” berarti “Purusa (pribadi diri tinggi yang kekal /diri sejati/ Atman)” dan “Ja” berarti “Janma (Jatma) yaitu elemen – elemen yang membungkus diri sejati(Aku Sejati) atau sebut saja sebagai “Diri rendahan (Aku)”.Apabila seseorang yang telah memahami Puja Spiritual dia akan menyadari keadaan diri rendahannya (keegoaan & Pikiran) selanjutnya dengan kesadaran spiritualnya dia(diri rendahan) akan diajaknya secara terus menerus menghormati dan bhakti membangunkan diri sejatinya.Setelah seseorang memahami “Puja” selanjutnya akan direalisasikan dalam kehidupan sehari-harinya, dan Puja secara umum biasanya dilakukan pada suatu Nama dan Rupa (bentuk) atau manifestasi Tuhan/Dewa-Dewi yang diwujudkan dalam bentuk Arca/patung/gambar/simbul.
Umat Hindu melakukan Puja dengan berbagai cara serta aturan atau urutan yang dilaksanakan akan disesuaikan dengan keadaan,waktu dan tempat.Secara umum upacara Puja tersebut dilakukan langkah demi langkah, langkah awal melibatkan seruan pada-Nya agar Beliau turun ke bumi dalam manifestasi tertentu ( Dewa-dewi) serta di arahkan pada tempat & waktu tertentu. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan berbagai Doa atau mantra-mantra.

Setela Puja pemanggilan dan diyakini Beliau telah setuju turun, selanjutnya Beliau ditawarkan untuk duduk dalam suatu tempat suci (patung/altar/Pelinggih) yang telah disediakan sambil memercikan air sebagai sarana membersihkan tempat duduk yang akan didudukiNya.Setelah diyakini beliau telah berada di tempat(duduk)tersebut barulah dilakukan Puja Utama dengan mempersembahkan berbagai sarana Upacara Puja, menaburkan bunga sebagai rasa Hormat, penuh kasih dan Bhakti padanya.Selanjutnya menyerahkan diri sepenuhnya dikaki suci-Nya dengan Air Upacara.Upacara selanjutnya dilakukan(selayaknya manusia) dengan memandikan beliau,menaburi dengan berbagai wewangian yang diikuti dengan menyanyikan kidung kesucian. Dan secara simbulis beliau ditawari pakaian yaitu berupa benang kapas dan perhiasan lain yang dibutuhkan.
Beliau sekarang telah dianggap telah duduk dengan nyaman di kursi keagunganNya, upacara Puja dilanjutkan dengan menawarkan dan menyajikan berbagai Pushpam (bunga),Phalam (buah),gandham (pasta cendana), dhupam (dupa), deepam (cahaya), naiwedayam(makanan),Yaelam(air) yang diiringi dengan menyanyikan kidung serta Puja mantra kesucian.Semuanya ini tentunya dilakukan atas dasar hormat, tulus, cinta dan bhakti padaNya.

Apabila telah dianggap beliau berkenan akan apa yang dipersembahkan dalam upacara puja, sebelum mengakhirinya biasanya dilakukan “Puja Bhakti (Panca Sembah)” sambil memohon anugrahNya dan menikmati Prasadham (persembahan yang diaturkan).Diyakini bahwa apa yang dipesembahkan padaNya tadi akan diberkati serta diresapi oleh energi PranaNya yang